PEMANDANGAN cukup berbeda terjadi di sepanjang Jalan Pahlawan Semarang, tadi malam. Sekitar 400 anak dan remaja yang menamakan dirinya Komunitas Cah Semarang (KCS) melakukan konvoi jalan kaki dengan mengenakan kostum pewayangan seperti Hanoman, Janoko, Kuntodewo, Arjuna, dan sadewa.
Berbalut tema “Wayang Orang on The Street”, konvoi yang dimulai sekitar pukul 19.00 wib dari Taman KB di Jalan Menteri Supeno menuju Jalan Pahlawan ini menjadi magnet bagi warga yang sedang melintas jalan tersebut. Begitu pula warga yang sedang kongkow di sepanjang trotoar Jalan Pahlawan, banyak yang memilih mengabadikan momen langka tersebut dengan kamera ponselnya.
Ketua Panitia “Wayang on The Street” sekaligus Ketua Harian KCS Saesario Indrawan menjelaskan, kegiatan ini secara umum dimaksudkan untuk menjaga kelestarian kesenian wayang orang. Dengan mengajak anak-anak dan remaja mengenakan pakaian wayang diharapkan semakin mendekatkan mereka dengan kesenian dan budaya asli bangsa Indonesia ini.
“Harapan kami, para generasi penerus bangsa ini semakin mencintai kesenian wayang orang sehingga kelestariannya bisa terus terjaga. Dari situ, kami juga berharap ke depannya dapat digunakan untuk membangun Semarang,” jelas pria yang akrab disapa Rio itu, di sela acara.
Kolaborasi dengan Power Rangers
Pengenalan wayang kepada generasi muda, dikatakan Rio, tidak sebatas dilakukan KCS dengan kegiatan ini saja. Hari ini, pukul 20.00 WIB, KCS juga naik panggung berkolaborasi dengan seniman Wayang Orang (WO) Ngesti Pandawa di Gedung Ki Narto Sabdho, Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) Semarang, dengan lakon “Pandawa Kembar-Ismaya Jati”. Menariknya, pementasan ini akan menggabungkan tokoh-tokoh wayang Jawa dengan wayang Bali, ditambah pasukan Cosplay.
“Selain tokoh-tokoh pewayangan yang lazim, penonton akan disuguhi aksi Ksatria Baja Hitam dan Power Rangers. Ini kami lakukan untuk menarik generasi muda untuk mencintai wayang orang, minimal suka nonton wayang orang. Wayang orang juga tidak kampungan,” tegasnya.
Sebelum melepas ratusan anak dari sejumlah sekolah dari jenjang TK hingga SMA se-Kota Semarang tadi malam, Walikota Semarang Soemarmo mengaku bangga dan memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada para generasi muda yang mau mengenal dan melestarikan kesenian wayang orang.
“Memang sudah sepatutnya kita terus nguri-uri kesenian dan budaya semacam ini, karena ini adalah warisan dari nenek moyang untuk cucu kita nanti dan harus terus dijaga sebagai jati diri,” ucapnya.
Sementara, Seniman asal Yogjakarta Didik Nini Thowok yang pada kesempatan tersebut turut menyemarakkan “Wayang Orang on The Street” mengaku bangga dengan kegiatan ini. Menurutnya, kegiatan ini sangat efektif untuk memperkenalkan kesenian tradisional wayang orang kepada anak-anak.
“Usia anak-anak itu kategori masa dimana kondisi otak lagi sedang bagus-bagusnya. Dengan pengalaman ini, minimal mereka akan terus teringat kalau pernah main wayang orang sehingga tidak menutup kemungkinan pula dari hal ini kesenangan mereka terhadap wayang bisa tumbuh,” ucapnya
Ia juga menyambut sangat apresiatif dengan penampilan anak-anak KCS, karena tidak banyak anak-anak muda saat ini yang menyukai kesenian wayang orang. “Tetapi di Semarang ada komunitas anak muda yang menyukai wayang,” katanya. sokhibun ni’am/rif
Posting Komentar
Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.