Home » , , » Agung Hima, Teaterawan yang iseng jadi sastrawan

Agung Hima, Teaterawan yang iseng jadi sastrawan

Written By Harian Semarang on Sabtu, 05 November 2011 | 07.22

BAGI publik Semarang, nama Sri Agung Himawan atau biasa disapa Agung Hima mungkin tidak begitu dikenal. Karena, ia memang bukan selebritis, bukan Pak Wali atau bukan pula juragan ini-itu yang sugih mblegedhu. Ia hanyalah sosok pria bersahaja dan sama sekali tidak ingin neko-neko. Namun demikan, di kalangan publik seni Kota Semarang namanya dikenal sebagai salah satu aktor sekaligus pegiat sastra yang diperhitungkan.

Jejak keaktorannya dimulai sejak pria kelahiran 18 Oktober 1971 silam ini lulus SMA, pada 90-an. Bermula gabung dengan Teater Rangga pimpinan Maman Suparman, kemudian merapat ke Teater Waktu yang saat itu dipimpin Agus Maladi Iriyanto (kini, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Undip). Sekitar 2000, ia mendirikan sendiri kelompok teater dengan nama Our Theatre Chronicle (OTC).

Soal urusan kepenulisan, ayah 6 anak ini mengaku awalnya hanya iseng dan sekedar refreshing. “Sejak memulai berkesenian, sejak itu pula aku mulai mengawali menulis. Menulis apa saja, seperti cerpen, wacana kesenian, dan puisi. Untuk dipublikasikan dimana saja, baik media masa cetak, laman jejaring sosial, atau kalau punya cukup uang dicetak menjadi buku,” ungkapnya.

Keisengan masih terus berlanjut, ketika bersama penulis muda seperti Adin Hysteria, Galih Pandu Adi, Gema Yuda, dan Dwi Cipta, rasan-rasan membicarakan puisi dan kemudian disepakati mendirikan forum diskusi dengan lembaga Opendmind Community. “Baru beberapa kali menghelat diskusi dan kajian puisi, ternyata sudah mendapat sambutan hangat dari sastrawan-sastrawan muda lainnya. Tidak tahu kenapa, banyak dari mereka yang ingin karya-karyanya dibahas,” bebernya.

Anak-Istri yang Mengerti
Dirinya tidak pernah menyangka jika geliat Opendmind akan menjadi seserius saat ini. Bahkan sejak awal ia mengaku sama sekali tidak ada motivasi untuk menggeliatkan sastra di Semarang. “Motif saya pribadi yang penting melakukan sesuatu. Berbuat sebisanya dan sebaik-baiknya. Wong saya nyaris tidak bekerja selain berkesenian,” cetusnnya

Terhitung sejak 2005, alumni SMA 11 Semarang ini memang memutuskan untuk tidak meneruskan lagi semua kesibukannya sebagai pekerja swasta. Madep-mantep meniti jalan seni. Menurutnya, itu lebih baik bagi diri dan keluarganya dibanding harus tetap bertahan pada semua aktivitas yang sebelumnya ia tekuni, dari menjadi karyawan perusahaan ekspor-impor hingga sebagai manajer area untuk penjualan sebuah produk jamu. “Kalau urusan finansial mungkin bisa serba berlebih, tapi urusan ketenangan hati saya rasakan kurang,” ungkapnya.

Soal urusan kebutuhan dapur dan keperluan keluarga lainnya, ia menjawabnya, merasa beruntung punya istri dan anak-anak yang bisa sangat mengerti dan menyuprot apa yang diputuskannya. Selain itu, ia mengatakan, “Allah kuwi ora sare (Allah tidak tidur, red). Jika Tuhan berkehendak, rezeki bisa datang dari hal-hal yang tidak bisa kita duga. Begitu pula usaha katering istri saya, lambat laun juga semakin berkembang”.

Karena mendapat perhatian besar dari keluarga itulah mengapa keluarga baginya adalah harta tak ternilai. Dalam keluarga ia mencoba menerapkan demokratisasi. Anak-anaknya dibebaskan menekuni hobi yang disenangi mereka.

Sebagai orangtua, ia mengatakan, hanya berkewajiban mengarahkan dan mendorongnya agar berkembang. Seperti halnya pada putri pertamanya, Himas (16) yang sejak TK suka membaca puisi. Untuk mengembangkan potensinya, ia dorong dengan selalu mengikutsertakannya pada setiap lomba atau acara pembacaan puisi. “Saya tidak pernah menyuruhnya untuk menyukai sastra,” tandasnya.

Itulah Agung Hima yang hanya ingin berbuat yang terbaik, khusunya untuk keluarganya.  Keluarga adalah surga untuk menyemaikan demokrasi, kreativitas, kekritisan, dan kemandirian. Selain aktif melakukan kajian sastra dalam Opendmind, saat ini ia menjadi pengasuh sejumlah teater pelajar di SMAN 1, SMAN 2, SMAN 3, dan SMAN 5 Semarang. sokhibun ni’am/rif
Share this article :

Posting Komentar

Silahkan tulis komentar, saran dan kritik anda di bawah ini!
Terima kasih atas kunjungannya, semoga silaturrahim ini membawa berkah dan manfaat untuk kita semua, dan semoga harsem makin maju dan sukses selalu. amin.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. HARIAN SEMARANG - Ragam - All Rights Reserved
Template Created by Mas Fatoni Published by Tonitok
Proudly powered by Blogger